Meranti,WARTAPOROS.COMV –
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Team Libas Kabupaten Kepulauan Meranti, T.L. Sahanry, S.Pd., CFLE, menyerukan aparat penegak hukum (APH) dan dinas terkait untuk memperketat pengawasan terhadap barang kebutuhan pokok (sembako) yang masuk ke wilayah Kepulauan Meranti. Permintaan ini disampaikan menjelang perayaan Imlek dan bulan suci Ramadan, periode di mana kebutuhan masyarakat terhadap sembako cenderung meningkat.
Menurut Sahanry, pengawasan ketat sangat penting untuk memastikan keamanan dan kualitas sembako yang dikonsumsi masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya memverifikasi asal-usul barang sesuai dengan regulasi yang berlaku. "Kami meminta APH dan dinas terkait untuk memeriksa dan mengawasi sembako yang masuk, agar tidak ada pelanggaran yang merugikan masyarakat," ujarnya.
Peran BPOM dan Pengawasan Perbatasan
Sahanry turut mengimbau Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk meningkatkan pengawasan, terutama di wilayah perbatasan yang rentan menjadi jalur penyelundupan barang ilegal. Ia menyoroti potensi pelanggaran yang dilakukan oleh oknum pengusaha nakal, khususnya terkait barang-barang yang tidak sesuai standar atau melanggar aturan.
“Jika ditemukan pelanggaran, tindakan tegas harus diambil sesuai regulasi yang berlaku, seperti yang diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 8 Tahun 1962. Tindak pidana ekonomi ini juga diatur dalam Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1955 dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1959,” tegasnya.
Sahanry menyatakan bahwa pelanggaran yang berdampak signifikan pada stabilitas perekonomian dapat dikenakan sanksi berat, termasuk hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati. Ia menegaskan komitmen Team Libas untuk membantu pihak berwenang dengan memberikan informasi jika ditemukan indikasi pelanggaran.
Pandangan Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat Kepulauan Meranti, Sabara Damanik, yang akrab disapa Babe, juga menyampaikan pendapatnya. Dalam wawancara via WhatsApp, Babe mengungkapkan bahwa masyarakat Meranti sangat bergantung pada pasokan sembako dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Hal ini disebabkan lamanya proses pengiriman barang dari Pulau Jawa, yang sering kali mengakibatkan kerusakan pada sembako.
“Barang seperti gula, bawang, cabai, beras, bakso, dan daging yang dikirim dari Jawa sering tiba dalam kondisi tidak segar. Bahkan, gula putih jadi menguning dan Beras mengapuk,” ujar Babe. Namun, ia menegaskan bahwa impor sembako dari negara tetangga tetap harus mematuhi regulasi pemerintah untuk menjaga kualitas dan keamanan barang.
Harapan untuk Stabilitas Ekonomi
Sahanry berharap pengawasan yang lebih ketat dapat mencegah praktik-praktik ilegal yang merugikan masyarakat serta menjaga stabilitas ekonomi lokal. Ia juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama demi menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
“Pengawasan yang baik akan memastikan kualitas barang yang beredar di pasar tetap terjaga dan mencegah dampak buruk bagi masyarakat,” pungkasnya.(nik)