MERANTI,WARTAPOROS.COM - Setidaknya 200-an rumah warga di dua dusun di Desa Dedap Kecamatan Tasik Putripuyu, Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, saat ini terendam banjir pasca di guyur hujan deras beberapa pekan belakangan ini.
Dari informasi yang dirangkum wartawan, banjir tersebut juga diduga adanya luapan air dari kanal milik PT RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper) yang berada tidak jauh dari permukiman.
Seperti yang dibenarkan oleh Kepala Desa Dedap, Mansur, saat dikonfirmasi wartawan Rabu (10/1/2024) malam. Menurutnya, banjir yang terjadi di wilayah tersebut diperparah dengan meluapnya air kanal perusahaan yang telah jebol.
Untuk memastikan itu, pihaknya bahkan sudah menurunkan perangkat desa melakukan pemeriksaan ke kanal perusahaan untuk memastikan kondisi sebenarnya.
"Dari pengecekan kami, sekat kanal ternyata sudah terbuka. Buktinya sudah kita dokumentasikan kalau sekat kanal itu sudah jebol" bebernya.
"Ada sekitar 200-an rumah warga di dua dusun di desa kami yang terendam banjir. Termasuk juga sekolah (SD,TK, PAUD dan MA), kantor desa, masjid dan mushola. Ini dampak dari hujan dan luapan kanal milik PT RAPP yang jebol sehingga airnya turun ke sungai Dedap dan merembes ke permukiman karena tertahan air laut pasang besar," sambung Mansur.
"Sebenarnya, sudah beberapa kali kita minta sama PT RAPP, tetapi belum ditanggapi. Kemarin sempat juga warga datang langsung ke kantor PT RAPP yang di sungai Hiu Desa Tanjung Padang, tapi tidak ada solusi sampai sekarang," jelasnya.
Camat Tasik Putri Puyu, Zainal SE, ketika di temui di sela perjalanan dinasnya ke Selatpanjang, Kamis (11/4/2024) siang mengungkapkan bahwa kondisi banjir saat ini masih terjadi di beberapa desa.
Adapun desa yang terdampak diantaranya, rinci Camat, Mekar Delima, Dedap, Selatakar dan Tanjung Pisang, Mengkopot dan Mengkirau.
"Tapi di antara 6 desa ini, yang paling parah terdampak adalah Desa Dedap, Mengkopot dan Mengkirau. Untuk di Mengkopot itu totalnya 150 KK yang terdampak dan di Dedap 344 KK. Desa lainnya masih didata. Sudah ada yang mengungsi ke rumah kerabatnya, karena kita belum menyediakan posko darurat," bebernya.
Ia menyebutkan, untuk di Desa Dedap kondisi di perparah dengan jebolnya sekat kanal milik PT RAPP. Sehingga air meluap ke permukiman warga.
"Jujur kami sangat kecewa, seperti yang disampaikan Kades Dedap itu bahwa perusahaan sampai hari ini belum menanggapi kondisi yang terjadi tersebut. Kami minta perusahaan segera tanggap, karena ini menyangkut kelangsungan hajat hidup warga disana yang terdampak banjir. Jika perlu turunkan segera alat berat untuk menormalisasi sungai di Dedap agar debit air kanal segara menyusut," pintanya tegas.
Sementara itu, Corporate Communications PT RAPP, Disra Aldrick, saat dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya akan segera croscheck ke lapangan dan menginformasikan tindakan atau action apa yang akan dilakukan terkait kondisi itu.(**/nik)