Orangtua Murid Keluhkan Pembuatan Baju PLS di SMKN 1 Pangkalan Kerinci

Sabtu, 04 Juli 2020 - 20:28:49 WIB Cetak

WARTAPROS.COM-Orangtua murid Peserta Didik Baru (PPDB) di SMKN 1 Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau mengeluh. Pasalnya, wali murid kembali dibebankan dengan biaya pembelian baju Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS), padahal kegiatan pengenal sekolah sudah ditiadakan selama pandemi Covid-19.

Tentunya hal ini menjadi tanda tanya salah satu orangtua murid, Dendi warga Pangkalan Kerinci mengatakan bahwa setaunya kegiatan PLS itu selama pandemi Covid-19 ditiadakan, namun kenapa pihak orangtua harus membuat baju PLS.

"Satau saya pak, selama Covid-19 kegiatan PLS itu ditiadakan, jadi kenapa harus membuat baju PLS. Terlebih kondisi ekonomi masyarakat selama pandemi Covid-19 sangat lemah, tolong pihak sekolah memperhatikan kebijakannya," ujar Dendi, Rabu lalu (1/7/2020).

Sementara itu, saat dikonfirmasi Kepala SMKN 1 Pangkalan Kerinci, Nurasia S.Pd M.Pd mengatakan tidak tau menau tentang baju PLS, bahkan baju seragam sekolah, semuanya diserahkan kepada pihak orangtua untuk menjahit dimana saja.

"Selama pandemi Covid-19 pihak sekolah tidak boleh melakukan kegiatan PLS, jadi kalau masalah baju PLS kita tidak tau menau. Yang jelas kita sudah buat pengumuman di webset bahwa panitia SMKN 1 Pangkalan Kerinci tidak ada melakukan Pengumpulan Masa dalam proses PPDB 2020 baik pemberkasan daftar ulang maupun perihal Baju Seragam Sekolah," terangnya.

Ditambahkannya, sekolah tetap online pak sampai 2021, tidak boleh mengumpulkan orangtua dan siswa. Selama vitcon PPDB kembali di intruksi Dinas Pendidikan Provinsi Riau bahwa tahun ajaran tetap Juli dan pembelajaran daring sampai habis tahun 2020.

Disisilain, Sekretaris Komite SMKN 1 Pangkalan Kerinci, Mastiarminropa menjelaskan bahwa rapat dilakukan oleh komite bersama orantua tentang sosialisasi tentang sekolah serta pengadaan baju. Komite tidak ada sangkut paudnya dengan pengadaan baju, itu sudah diserahkan kepada penjahit  bersama orantua. Dikatakanya, orangtua sudah setuju semua, sedangkan komite fungsinya hanya sebagai pengawas.

Dilanjutkan Ketua Komite SMKN 1 Pangkalan Kerinci, Arman merangkan jadi begini kemarin itu sudah diundangan orangtua sudah ada kesepakatan disana, sudah dituangan Mou itu disana dengan penjahit.

“Kami hanya mengawasi  Mou dengan tukang jahit, kalau baju PLS setiap tahunnya itu ada, karena terbentur adanya Covid-19. Kami juga mendapatkan katanya dikeluarkan adanya tanggal sekian PLS ini ada bukti yang kami ikuti dari WhatsApp panitia,” terangnya.

Sambungnya, baju PLS ini setelah masuknya anak dibagi, tentunya dua bulan sebelum anak masuk pendaftaran sudah dibuat penjahit, karena apa ?, pendaftaran ulang dapat dibagikan langsung kepada anak. Tentunya bagaimana mausiap dalam beberapa hari, makanya dilakukan dua bulan sebelumnya memulai menjahit baju PLS.     

Ditanya soal PLS ditiadakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi, Ia mengatakan sebelum dikeluarkan surat aturan setelah Juni atau Juli ini, sedangkan biasanya tukang jahit  bulan tiga itu sudah membuat baju tersebut. “Nanti kita WhatsApp ke kita, adanya pedoman PLS tanggal sekian,” tutupnya melalui ponsel pribadinya. (rik)





Baca Juga Topik #pendidikan+


Loading...
Tulis Komentar +

Berita Terkait+