Menurut Penelitian, Rasa Cinta Hanya Dapat Bertahan Selama 12 Bulan

Rabu, 12 Februari 2020 - 17:04:14 WIB Cetak

Ilustrasi/Net

WARTAPOROS.COM--Dunia hiburan sempat digegerkan dengan berita perceraian anak Sunan Kalijaga, Salmafina, dengan suaminya yang kini tengah dalam proses perceraian, Taqy Malik. Hal yang mengejutkan dari pemberitaan ini adalah keinginan berpisah dari keduanya yang baru saja menjalani pernikahan selama tiga bulan. Berbagai anggapan pun muncul tentang mereka berdua, apakah cinta mereka hanya bertahan seumur jagung?

Bicara cinta, perasaan itu sebenarnya memiliki usia hidupnya, lho! Dilansir dari Daily Mail, peneliti menemukan kalau senyawa dalam otak yang memproduksi rasa debaran bernama cinta itu hanya bertahan selama 12 bulan alias satu tahun. Melalui penelitian, para ahli ini menemukan kalau protein bernama Nerve Growth Factor adalah pemicu rasa kupu-kupu dalam diri seseorang dan telapak tangan yang berkeringat. Lalu, apa hubungannya dengan cinta?

Peneliti melakukan pengamatan pada tiga kelompok, pasangan yang baru menjalani hubungan selama enam bulan, pasangan yang sudah berjalan selama setahun atau lebih, dan mereka yang single. Hasilnya, mereka yang berada di fase awal penuh gairah itu memiliki level protein bernama Nerve Growth Factor (NFG) melonjak drastis. Namun pada pasangan yang sudah menjalin hubungan dalam jangka waktu lama, level NFG justru kembali seperti semula, seperti yang dimiliki orang-orang berstatus single.

Loading...

Dr. Enzo Emanuele, pemimpin penelitian yang dilakukan di University of Pavia, Italia, mengatakan, "Peningkatan level NGF saat jatuh cinta dapat berkaitan dengan perasaan spesifik seperti di fase awal romantis yang intens, seperti ketergantungan secara emosional dan eforia. Naiknya level NGF ini sepertinya untuk menunjukkan kalau hal itu dapat terlibat untuk pembentukan ikatan baru, namun nggak bekerja dalam pengelolaan hubungan."

Jadi, usia cinta hanya bertahan setahun? Tenang, Bela. Dr. Emanuele dan tim juga meyakini kalau NGF memainkan peran penting dalam memproduksi senyawa lain yang bertugas dalam ikatan sosial. Jadi ketika gairah cinta itu meredup, senyawa yang sama menstimulasi persahabatan penting dalam hubungan yang lama.

Jika dilihat dari hasil penelitian, benar kalau cinta yang dirasa kala PDKT dan awal jadian terasa lebih menyenangkan ketimbang sudah berjalan sekian waktu lamanya. Ini juga menandakan kalau masing-masing pasangan harus mau mengleluarkan usahanya untuk menjaga dan merawat hubungannya jika ingin bertahan lebih dari setahun.***





Baca Juga Topik #keluarga+


Loading...
Tulis Komentar +

Berita Terkait+
Lifestyle

Alasan Wanita Potong Rambut Usai Putus Cinta

Rabu, 27 November 2019
Lifestyle

Duh, 1.840 Istri Gugat Cerai Suami di Masa Pandemi

Selasa, 03 Agustus 2021