Dihari Jadi yang ke-16, Solok Selatan Keluar dari Kategori Daerah Tertinggal dan Turunkan Angka Kemiskinan

Rabu, 08 Januari 2020 - 18:52:13 WIB Cetak

Teks Photo Wakil Gubernur Nasrul Abit,Bupati,ketua DPRD,Forkopimda Solok Selatan,saat melakukan pemotongsn kue Ulta ke 16 Solsel,pada mal resepsi di Padang Aro.ABG

Solsel,WP.Com---Kabupaten Solok Selatan genap berusia 16 tahun,Masyarakat melakukan berbagai kegiatan,menyambut hari kelahiranya itu.

Bupati Solok Selatan (Solsel), H. Muzni Zakaria mengharapkan "Hari Jadi" daerah Sarantau Sasurambi yang ke 16 tahun 2020, jadi momentum untuk mempererat persatuan demi kelangsungan cita-cita pembangunan daerah itu. Seluruh stakeholders beserta komponen masyarakat diajak untuk merapatkan barisan dalam jalinan tali persaudaraan dan rasa solidaritas yang tinggi, demi Solsel yang lebih baik dan lebih maju.

"Mari kita merenung dan mengevaluasi kembali segala ikhtiar yang sudah dilakukan dalam meningkatkan kualitas pemerintahan dan kesejahteraan daerah. Mulai dari apa yang sudah diperjuangkan tokoh pemekaran, kontribusi luar biasa dalam akselerasi pembangunan dari kepala daerah yang lebih dulu dari saya hingga Solsel mencapai usia ke 16 tahun ini. Selanjutnya, kita ambil hikmah dan berkomitmen kembali untuk bahu membahu mewujudkan cita-cita membangun daerah ini," kata Muzni saat rapat paripurna istimewa DPRD dalam rangka hari jadi Kabupaten Solsel ke 16 tahun 2020, di Gedung DPRD Golden Arm, Selasa (7/1).

Loading...

Sejauh ini lanjut Bupati, dengan komitmen kebersamaan itulah Solsel dapat mengukir segala keberhasilan dan prestasi. Memasuki tahun ke-4 periode ke-2 Kepemimpinannya sebagai Kepala Daerah rentang 2016-2021, ragam keberhasilan pembangunan, pelayanan publik, pariwisata dan pemerintahan telah banyak dicapai. 

Teranyar adalah resminya daerah itu keluar dari kategori daerah tertinggal pada 31 Juli 2019. Meski dengan catatan masih terdapat tiga nagari tertinggal. Akan tetapi berdasarkan Surat Keputusan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI, setidaknya sudah 15 nagari kategori maju, empat nagari mandiri dan 17 nagari dalam status berkembang.

"Itu anugerah Tuhan terbaik di tahun 2019. Keluarnya kita dari kategori 3T berkat terpenuhinya 6 kriteria pokok dari 27 indikator. Diantaranya perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana infrastruktur, kemampuan keuangan daerah, aksesbilitas dan karakteristik daerah," sebut Muzni didampingi Wabup Solsel, Abdul Rahman. 

Sesuatu yang tak kalah menggembirakan tambah Bupati, adalah pengurangan angka kemiskinan dan tingkat pengangguran. Hingga tahun 2019, angka kemiskinan sudah turun menjadi 6,72 persen dari sebelumnya di angka 7,35 persen di tahun 2016. Sedangkan angka pengangguran tahun 2016 sebesar 6,1 persen turun menjadi 5,5 persen di tahun 2019.

Salah satu upaya dalam menurunkan angka kemiskinan itu dilakukan Pemkab Solsel dengan fokus membantu masyarakat kurang mampu lewat program zakat melalui Baznas. Potensi zakat sepanjang tahun 2019, melalui Baznas telah didistribusikan dana zakat sejumlah Rp 2,637 miliar dari total zakat yang terhimpun sebanyak Rp 3,114 miliar.

"Ada tiga OPD pengumpul zakat terbaik, yakni BKPSDM dengan persentase mencapai 214 persen. Lalu, Disdikpora sebesar 132 persen dan Dinkes sebesar 111 persen. Saya mengajak kembali mari semua kita yang mampu agat mensucikan harta dengan berzakat,"Ajak Muzni. 

Di bidang peningkatan angka lama sekolah dan harapan lama sekolah juga mengalami peningkatan. Rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah daerah itu meningkat dari 8,15 persen dan 12,29 persen di tahun 2016, menjadi 8,66 persen dan 12,71 persen pada Tahun 2019. Statistik angka harapan hidup pun juga meningkat dari 67,14 persen di tahun 2016, menjadi 68,69 persen di tahun 2019.

Kemudian di bidang pengelolaan keuangan daerah, Solsel masih tetap meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI atas hasil pemeriksaan laporan keuangannya. Opini ini merupakan pencapaian yang ketiga kalinya secara berturut-turut yang di dapat pada pengelolaan keuangan.

Di bidang infrastruktur, pihaknya berkali-kali bolak balik ke pusat jemput bola dana APBN. Sebagai hasil dari upaya itu, tahun 2019 lalu akhirnya terealisasi kelanjutan pembangunan jalan nasional dari Surian hingga batas Kerinci, dengan dana pembiayaan APBN sebesar Rp 160 miliar.

Ada juga dana pembangunan dua unit jembatan di Kecamatan Sangir Balai Janggo, untuk mempersingkat waktu tempuh Solsel menuju Dharmasraya. Yakni, jembatan Batang Ganeh di Koto Sungai Kunyit serta jembatan Batang Jujuan di lokasi Plasma dengan pembiayaan Rp 15,1 miliar.

Selanjutnya juga dibenahi akses menuju Dharmasraya rute Abai - Sungai Dareh yang saat ini masih terus dikerjakan dengan biaya Rp 24 miliar. Lalu diperoleh pula dana perbaikan jalan Lubuk Ulangaling senilai Rp 24 miliar. Kemudian pembiayaan untuk pembangunan Rumah Sakit Pratama di Lubuk Malako senilai total Rp 80 miliar. 

"Masih banyak lagi keberhasilan yang dicapai dalam perjalanan Solsel menuju usia ke 16 ini. Dengan semangat kebersamaan, mari kita terus bertekad membuat terobosan membawa Solsel lebih baik dan lebih maju kedepannya," ucapnya.

Di sisi lain tambahnya, di balik keberhasilan pembangunan dan pelayanan yang telah dilakukan, tanpa dikehendaki bencana dan musibah silih berganti menimpa dan menguji kekuatan masyarakat Solsel. Pertama katanya bencana gempa dengan magnitudo 5,3 SR mengguncang sebagian wilayah Solsel pada 28 Maret 2019.

Bencana itu dipicu oleh sesar aktif yang justru belum terpetakan. "Itu hendaknya menjadi pelajaran bagi kita. Bahwa, keberadaan zona sesar besar Sumatera harus selalu kita waspadai.  Mengingat karakteristik gempa yang berkedalaman dangkal dan jalur sesar yang berdekatan dengan pemukiman penduduk,"Tambahnya lagi.

Dua bulan menjelang penghujung tahun 2019, Solsel bertubi-tubi dihantam bencana banjir. Dampaknya tak tanggung-tanggung. Setidaknya, 7.987 jiwa dari 2.016 kepala keluarga terdampak dari kecamatan Koto Parik Gadang Diateh (KPGD) hingga wilayah ujung Kecamatan Sangir Batang Hari. Sekitar 764 jiwa bahkan terpaksa mengungsi. 

Kerugian yang ditimbulkan bencana air bah tersebut mencapai Rp 61,709 miliar. Meliputi kerusakan sejumlah sarana dan prasarana umum. Seperti jalan, jembatan, irigasi, perumahan penduduk serta areal pertanian masyarakat yang berdampak terhadap perlambatan perekonomian dan terhalangnya aktivitas sosial.

"Di balik cobaan itu justru ada hikmah yang indah. Kita mendapat kasih sayang dari segala penjuru negeri. Alhamdulillah, banyak pihak yang berempati dan membantu. Mulai dari pemerintah pusat, Provinsi dan daerah tetangga, termasuk dari pihak swasta, komunitas dan organisasi sosial kemanusiaan datang membantu. Ini suatu bukti bagaimana kuatnya kebersamaan itu," papar Bupati. 

Ditambahkannya, seluruh masyarakat Solsel berduka ketika bencana melanda. Maka katanya, saat suka cita perayaan HUT daerah ke 16, kebahagiaanya juga mesti meliputi seluruh warga. Kemarin malam, malam resepsi hari jadi itu berlangsung semarak,dengan menghadirkan berbagai kesenian daerah,termasuk kesenian daerah Jawa.ABG







Loading...
Tulis Komentar +

Berita Terkait+