MERANTI, WARTAPOROS.COM - Guna mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Polres Kepulauan Meranti Polda Riau bersama seluruh pihak terkait terus menggencarkan berbagai upaya serta langkah.
Baik itu secara preemtif maupun preventif terus saja dilakukan agar karhutla di daerah ini bisa diantisipasi.
Hal itu diungkapkan Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Andi Yul LTG SIK MH, Sabtu (20/5/2023). Ia menjelaskan bahwa langkah itu perlu dilakukan, mengingat wilayah hukumnya menjadi salah satu daerah paling rawan, terlebih memasuki puncak musim kemarau.
Kondisi tersebut juga diperkuat oleh prakiraan cuaca yang dirilis oleh Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) jika musim kemarau 2023 berlangsung pada bulan ini terhadap sebagian besar wilayah Pulau Sumatera.
Oleh karenanya upaya Pencegahan dengan melakukan kegiatan preemtif dan preventif menjadi tugas wajib dan rutin dilaksanakan oleh seluruh personel baik ditingkat Polres dan Polsek jajaran berkerjasama dengan seluruh stake holder di Kabupaten Kepulauan Meranti hingga ke pelosok Desa.
Selain di jajarannya yang ada, Polres Kepulauan Meranti juga terus berkoordinasi dan bersinergi dengan instansi terkait. Seperti melakukan patroli bersama, pengecekan embung-embung dan sekat kanal, penyuluhan, penyebaran maklumat, pemasangan spanduk himbauan, forum diskusi hingga apel siaga Karhutla.
"Itu kita lakukan dengan menggunakan teknologi yang memadai. Harus rutin dan wajib dilaksanakan oleh seluruh personel di lapangan. Kegiatan itu juga harus dilaporkan kepada saya rutin setiap hari," ungkapnya.
Hal tersebut disebutkannya menjadi salah satu langkah pencegahan yang efektif dalam mendeteksi titik panas hingga penangangan potensi karhutla.
Dari data yang mereka himpun, sejak Januari, hingga 20 Mei 2023 ini terdapat 6 titik api yang terjadi di Kepulauan Meranti. Dari semua kejadian tersebut, pihaknya bersama tim gabungan berhasil memadamkan api hingga tidak menyebar luas.
Setidaknya 9,75 hektar lahan di sejumlah kecamatan sekitar ludes terbakar. Seperti Kecamatan Rangsang, Kecamatan Rangsang Peisisir, Kecamatan Tebingtinggi, dan kejadian terparah berlangsung di Kecamatan Pulau Merbau.
"Terhitung sejak Januari hingga saat ini, karhutla yang terparah itu terjadi di Pulau Merbau. Hampir sepuluh hektar lahan masyarakat rusak terbakar," jelasnya.
Menyikapi kerawanan itu ia mengaku telah memperkuat koordinasi antara tim gabungan atau satgas. Seperti mendorong pemerintah daerah menetapkan status siaga pada Februari 2023 lalu.
"Sesuai perintah pak kapolda kami juga telah melakukan rapat rutin penanggulangan karhutla bersama forkopimda rutin dua pekan sekali. Selanjutnya pengecekan alat pemadam juga kami anggap penting, bahkan himbauan lewat rumah ibadah," ujarnya.
Hasilnya sejauh ini bencana tersebut dapat diatasi berkat kesiapsiagaan dan sinergi antara Polres, Pemerintah, TNI serta stakeholder lainnya.
"Upaya pencegahan dan penanganan karhutla adalah tugas serta tanggung jawab kita bersama, maka perlu dukungan dari semua pihak. Untuk itu, kita perlu selalu siaga apabila sewaktu-waktu terjadi karhutla, sehingga bisa ditangani cepat," tuturnya.
Dari data yang dihimpun, sejak Januari hingga April 2023, pihaknya berhasil membangun 60 embung, 58 sekat kanal non permanen, dan telah memasang 187 sepanduk himbauan pencegahan karhutla, serta penyebaran sebanyak 5.913 maklumat tentang larangan larangan membakar hutan dan lahan di Kepulauan Meranti.(nik)