Ilustrasi/Net
WARTAPOROS.COM - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau Rudyanto ingin permainan tradisional kembali diperkenalkan khususnya kepada anak-anak Pendidikan Usia Dini (PAUD).
Harapan itu disampaikan Rudyanto pada acara PAUD Fair 8 se Sumatera yang ditaja, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau (FKIP-UR). Menurutnya, pesan positip seperti kekompakan, kreatifitas bisa dirasakan dalam permainan tradisional yang jarang dijumpai saat ini.
"Seiring kemajuan zaman, pesatnya perkembangan tekhnologi saat ini, kita seakan melupakan bagaimana permainan tradisional yang sesungguhnya mengajarkan anak-anak kita berkreatifitas, anak-anak kita sekarang ini, lebih terbiasa dengan kemudahan internet dengan berbagai fiture aplikasi game," kata Rudyanto, Senin (3/2/20).
Diakuinya, seiring pesatnya perkembangan tekhnologi, memang tidak mungkin dihindari. Tapi setidaknya, upaya memperkenalkan permainan tradisional ditengah kemajuan tekhnologi satu langkah yang dilakukan tenaga pendidik dalam memberikan edukasi.
"Bagaimana anak-anak usia keemasannya ini, bisa terbentuk karakter dasar. Karena itu, perlu kiranya kita perkenalkan kembali permainan tradisional oleh guru-guru kepada anak-anak kita," ungkap Rudyanto.
"Walau pun semua kemajuan tekhnologi tak mungkin dihindari dan berdampak negatif, tetapi kita tetap perlu mewaspadai. Semua terpulang pada guru lagi. Karena karakter anak merupakan cerminan dari guru itu sendiri," ujar Rudyanto lagi.
Senada dengan Kadisdik, Dekan III FKIP-UR Hermandra yang sekaligus membuka acara PAUD Fair 8 se Sumatera mengatakan kemajuan tekhnologi dewasa ini memang tidak dihindari.
Perkembangan tekhnologi yang dihadapi anak-anak saat sekarang, diperlukan satu bimbingan dalam memanfaatkan tekhnologi. Sehingga mainsaid anak-anak tetap terkontrol dalam meningkatkan kreatifitas, meski ditengah kemajuan tekhnologi.
"Kita memang tak bisa merubah mainsaid anak-anak sekarang, dengan perkembangan IT. Tapi bagaimana kita bisa membimbnging, meningkatkan kreatifitas mereka, dengan tekhnologi itu sendiri," papar Hermandra.
Pada kesempatan ini, Kadisdik Riau dan Dekan III FKIP-UR mencoba permainan meriam bambu yang disaksikan para guru dan anak-anak PAUD yang hadir. Pertunjukan itu pun kembali mengingatkan pada masanya, bagaimana permainan ini dilakukan dengan kreatifitas dan kekompakan. (MCR)