WARTAPOROS.COM--Setelah diresmikan Presiden Joko Widodo pabrik serat rayon terintegrasi dan terbesar di Indonesia milik Asia Pacific Rayon (APR) bulan lalu di Kota Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Banyaknya berbagai kalangan melakukan penolak terhadap APR. Hal ini disebabkan diduga bau busuk yang setiap hari dirasakan masyarakat Kota Pangkalan Kerinci. 

Berbagai macam cara penolakan dilakukan mulai dari aksi unjuk rasa hingga aksi tunggal salah satu pemuda tempatan yang beberapa waktu lalu sempat viral.

Namun kali ini salah satu pemuda tempatan bernama Umar Saputra melakukan aksi tunggal seorang diri dengan memakai atribut denga tulisan "Rakyat Menggugat" atas protes terhadap bau busuk diduga limbah APR, Selasa pagi (10/3/2020) di depan Pos II, Jalan Lintas Timur Lampu Merah Pangkalan Kerinci Kota.

Aksi spontanitas itu sontak menjadi perhatian masyarakat Kota Pangkalan Kerinci, bahkan masyarakat Kabupaten Pelalawan.

Umar saat dihubungi wartaporos.com, mengatakan aksi yang dilakukannya ini merupakan protes terhadap bau busuk yang diduga berasal dari PT. APR.

Dalam sepanduk rakyat menggugat itu berisikan tuntutan; 1. Karbon desulfamu sangat membahayakan manusia.

2. Kembalikan udara bersih Pelalawan dari usaha bau busuk mu PT APR dan PT RAPP. 

3.Jangan jadikan Pelalawan Porsea kedua.***