PATROL, WARTAPOROS.COM -
Desa Sukahaji, Kec. Patrol, Kab. Indramayu, Jabar, setiap tahun menghasilkan padi yang cukup lumayan meski harus dengan kucuran keringat para petani yang berjuang untuk memperoleh hasil panen.
Namun tidak cukup sampai disitu, banyak keluhan para petani yang harus menjadi perhatian pihak terkait , seperti persoalan air dari irigasi serta pupuk yang terkadang sulit untuk mendapatkan nya.
Dari penelusuran awak media WartaPoros.Com, di pintu air yang berada di Kecamatan Patrol, volume air seharusnya cukup untuk mengairi persawahan Desa Sukahaji, akan tetapi telah terjadi pendangkalan dan penyempitan pada saluran irigasi mulai dari Desa Patrol Lor, Desa Bugel dan Sukaji, mengakibatkan debet air menjadi kecil.
Endapan lumpur dipinggir irigasi, oleh warga dijadikan tempat bercocok tanam, bahkan ada juga yang beralih fungsi dikarenakan ada oknum warga sekitar bantaran irigasi memperluas bangunan bagian belakang rumah mereka dengan memanfaatkan endapan lumpur tersebut.
Selain endapan lumpur yang setiap hari makin meluas, tumpukan sampah dan suburnya rerumputan disepanjang irigasi menjadi faktor utama penyebab minimnya air masuk ke persawahan.
Samini (40) seorang yang tinggal di bantaran irigasi Kelurahan Patrol lor menuturkan, memang pernah ada dilakukan pembersihan saluran irigasi pada tahun 2020. lalu, tetapi sekarang irigasi hampir tertutup oleh rumpu tebal dan sampah.
Menurut Samini seharusnya Pemerintah melakukan pengerukan lumpur sehingga air irigasi ini bisa besar mengalir ke sawah kata nya.
Manan salah seorang petani dari desa sukahaji blok Sigrong mengatakan bahwa keluhan para petani hingga saat ini harga pupuk yang lumayan tinggi sementara harga padi murah.
Musim tanam saat ini harga pupuk Subsidi Jenis Urea seharga Rp300.000,/Quintal, dan para pembeli harus menunjukan kartu petani barulah boleh membeli pupuk bersubsidi.
Ia berharap aparat desa dalam melakukan pendataan para petani guna memperoleh kartu petani agar tepat sasaran, sehingga masyarakat yang benar benar bertani bisa mendapatkan kartu.
Pada kesempatan lain, Haji Caudi (60) warga blok Sigrong, Desa Sukahaji mengungkapkan, perlu adanya peran pemerintah untuk melarang masyarakat membuang sampah ke irigasi.
Hal ini memang tidak mudah, tapi kalau semua pihak bersinergi tentu akan membuahkan hasil, dan saya tidak harus bersusah payah seperti sore ini menjaga air agar masuk ke sawah saya.
Memang setiap hari Ulu Ulu melakukan kontrol, tetapi dengan debet air yang begitu kecil maka pendistribusian ke petak sawahpun harus bergiliran.
Kondisi tersebut ditanggapi serius oleh Kades Sukahaji Supriyanto, menurutnya persoalan petani di Desa Sukahaji ini harus menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten sehingga baik secara regulasi Pemkab. Indramayu tidak ragu dalam melaksanakan seluruh program yang sudah dicanangkan.
Supriyanto mencontohkan , pada tahun 2019 silam ia melakukan pengerukan endapan lumpur disepanjang irigasi yang melintasi Desa Sukahaji dengan menggunakan Bekho Mini namun banyak mendapat reaksi dari warga sekitar lokasi karena lumpur yang ditumpuk.
Ia juga menyampaikan permohonan kiranya Bupati Indramayu berkenan mengeluarkan Perbup terkait larangan membuang sampah kedalam irigasi agar ada dasar bagi Pemerintah Desa untuk menerbitkan Perdes.
Kasihan para petani harus menghadapi persoalan air irigasi setiap hari, semoga semua petani Desa Sukahaji tidak patah semangat hingga mencapai Swa Sembada Pangan, ucap Kades Supriyanto.(nik).
????