Ilustrasi (Foto: int)
WARTAPOROS.COM - Menyikapi keluhan masyarakat terkait kelangkaan dan mahalnya gas elpiji 3 Kg, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru menjadwalkan sidak pangkalan gas elpiji.
Hal ini sebagaimana disampaikan Kepala Disperindag Kota Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut saat diminta tanggapannya terkait harga gas elpiji 3 kilogram yang dikeluhkan warga.
"Kita jadwalkan secepatnya (Sidak). Dalam waktu dekat," ungkap Ingot Ahmad Hutasuhut, Selasa (26/11/2019).
Jika ditemukan adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak pangkalan, dikatakan Ingot Ahmad Hutasuhut, akan di proses sesuai ketentuan yang berlaku.
"Nanti kita lihat temuan kita dilapangan seperti apa. Nanti kita tindaklanjuti sesuai ketentuan yang ada," ujar Ingot Ahmad Hutasuhut.
Mantan Kepala Dinas Koperasi UMKM Pekanbaru ini tak menampik adanya pangkalan yang nakal. Terkait ini, Disperindag akan memberi sanksi tegas.
"Ada la. Jumlahnya saya tidak tau persis berapa. Tapi ada," terang Ingot Ahmad Hutasuhut sembari menyebut sudah 33 pangkalan yang diberi sanksi berupa pemutusan hubungan usaha (PHU).
Ingot menegaskan, pangkalan jangan coba bermain dalam menjual gas bersubsidi jika tak ingin di sanksi.
"Itu subsidi pemerintah. Jadi jangan main-main," ujarnya mengingatkan.
Disinggung adanya tabung gas bersegel putih, yang mestinya dijual diluar wilayah Kota Pekanbaru, namun beredar di Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut menyebut perbuatan tersebut melanggar aturan.
"Ya tidak boleh. Kan sudah ada ketentuan wilayah edar. Kalau wilayah edarnya di Pekanbaru ya Pekanbaru. Kalau Kampar ya Kampar. Patuhilah ketentuan yang sudah diatur. Intinya kalau ada pelanggaran kita tindak tegas," ucap Ingot Ahmad Hutasuhut.
Sebelumnya, Devi Tanjung, salah seorang masyarakat diwilayah Kecamatan Tenayan Raya mengeluhkan sulit dan mahalnya harga gas elpiji 3 kilogram (melon) di Kecamatan Tenayan Raya.
"Gas di Tenayan Raya ini masuknya malam. (Saat gas masuk) Dia (pangkalan) menghubungi pelanggannya. Biasanya HET itukan Rp 18 ribu, mereka jual Rp 24 ribu hingga Rp 25 ribu pertabung kepada pelanggannya. Kemudian disaat masyarakat tempatan mencari gas, alasannya gas habis. Apa mungkin serentak seluruh pangkalan gasnya habis. Hampir merata masyarakat Tenayan Raya mengeluhkan gas ini," keluh Devi Tanjung.(*/detil)